BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Inflasi meupakan feonomena ekonomi yang selalu
menarik untuk dibahas terutama berkaitan dengan dampak nya yang luas terhadap
makro ekonomi Agregat. Inflasi adalah kenaikan dalam harga barang dan jasa yang
terjadi karena permintaan bertambah lebih besar dibandingkan dengan penawaran
barang di pasar.Terdapat kebijakan-kebijakan yang dibuat untuk menstabilkan
inflasi, seperti kebijakan moneter, kebijakan fiskal dan non meter serta non
fiskal.
Dalam Islam pun membahas infalasi prespektif
ekonomi. Didalam Islam tidak dikenal dengan inflasi karena mata uang yang
dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dibenarkan oleh Islam.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Kebijakan Ekonomi Konvensional dalam
Mengatasi Inflasi?
2.
Bagaimana Inflasi dalam Prespektif Ekonomi
Islam?
C.
Tujuan
1.
Untuk Mengetahui Kebijakan Ekonomi
Konvensional dalam Mengatasi Inflasi.
2.
Untuk Mengetahui Inflasi dalam Prespektif
Ekonomi Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kebijakan Ekonomi Konvensional
Dalam Mengatasi Inflasi
Secara sederhana cara mengatasi inflasi tidak lain adalah
dengan mengurangi M(jumlah uang beredar) dan V(kecepatan peredaran uang) atau
pula dengan menaikan T(barang yang diperdagangkan).
Ada 3 jenis kebijakan yang dapat ditempuh dalam untuk
mengurangi M dan mengurangi V serta
menaikan T, yaitu :
1.
Kebijakan moneter
Kebijakan ini berkaitan dengan bidang keuangan dan
perkreditan dan sasaran utamanya adalah mengurangi jumlah uang yang beredar dan
menyempitkan pemberian kredit .
Kebijakan moneter ini dilaksanakan oleh Bank Sentral
dengan cara sebagai berikut :[1]
a.
Politik diskonto
Politik diskonto atau sering disebut dengan politik suku
bunga diskonto) yaitu dengan menaikan tingkat suku bunga .
b.
Politik pasar terbuka
Politik pasar terbuka atau sering disebut dengan open
market operation yaitu dengan menjual surat-surat berharga agar jumlah uang
yang beredar dimasyarakat berkurang.
c.
Politik cadangan kas
Politik cadangan kasa atau sering disebut dengan cash
ratio policy yaitu dengan menaikan cash ratio yang berlaku dengan maksud untuk
mengurangi jumlah pemberian kredit yang
disediakan kepada masyarakat.
d.
Moral situation
Moral situation merupakan kebijakan yang bersifat sugesti
yang dillakukan oleh bank sentral pada bank umum untuk menaikan/menurunkan
jumah uang yang beredar.
2.
Kebijakan fiskal
Kebijakan ini berkaitan dengan bidang anggaran belanja
dan perpajakan yang dilaksankan oleh kementrian keuangan melaluli Badan
Kebijakan Fiskal (BKF). Usaha yang di tempuh dalam mengatasi inflasi dengan
menurunkan pengeluaran pemerintah,menaikan pajak, dan mengdakan pinjaman
pemerintah antara lain dengan menerbitkan surat hutang misalnya SUN. Kebijakan
ini dilakukan oleh pemerintah sejalan dengan kebijakan moneter.
Ada tiga cara yang dilakukan sebagai berikut:
a. Mengatur penerimaan
pengeluaran pemerintah
b. Menaikan tarif
pajak . jika tarif pajak dinaikan maka tentu uang yang dappat di belanjakan
oleh masyarakat semakin berkurang sehingga harga akan menurun.
c. Mengadakn pinjaman
pemerintah. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara otomatis tanpa kpmpromi
terlebih dahulu misalnya agar uang tidak terlalu banyak beredar.
Kebijakan non-moneter dan non fiskal yaitu kebijakan
dengan menempuh peningkatan hasil produksi,menstabilkan gaji dan upah (tidak
sering menaikan) dan pengendalian hagra serta distribusi barang kebutuhan
kepada masyarakat.
Cara tersebut bisa dotempuh dengan 3 cara diantaranya:
a. Menaikan hasil
produksi,sekalipun jumlah uang beredar bertambah.
b. Kebijaksanaan upah
.
Pemerintah menganjurkan kepada serikat-serikat buruh
untuk tidak menentukan kenaikan upah selagi masih terjadi inflasi tanpa
dibarengi dengan peningkatan prduksi.
c. Pengawasan harga
,agar harga barang tidak terlalu naik, pemerintah dapat melakukan pengawasan
dan kalau perlu menetapkan harga. Langkah lain untuk mengatasi inflasi adalah
dengan melakukan sanering yaitu dengan cara menurunkan nilai nominal rupiah.
B. Inflasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam
Ekonomi islam merupakan ikhtiar pencarian sisten ekonomi
yang lebih baik setelah ekonomi kapitalis gagal total. Bisa dibayangkan betapa
tidak adilnya,beatapa pincangnya akibat sistem kapitalis yang berlaku sekarang
ini,yang kaya semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin. Selain itu
dalam pelaksanaannya, ekonomi kapitalis ini banyak menimbulkan permasalahan pertama ketikadilan dalam berbagai
macam kegiatan yang tercermin ketidakmerataan pembagian pendapatn masyrakat.
pembagian pendapatan masyarakat. Kedua
ketidakstabilan dari sistem ekonomi yang ada saat ini menimbulkan berbagai
gejolak dalam kegiatannya. Dan dalam ekonomi islam,hal yang demikian itu
inssyaallah tidak akan terjadi.
Dalam islam tidak dikenal denga inflasi ,karena mata uang
yang dipakai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dan dibenarkan oleh islam. Adhiwarman karim mengatakan bahwa, syekh an-nabhani
(2001:147) memberikan beberapa alasan mengapa mata uang yang sesuai itu adalah
dengan dengan menggunkan emas. Ketika islam melarang praktek penimbunan harta
,islam hanya mengkhususkan larangan tersebut untuk emas dan perak,padahal harta
itu mencangkup semua semua barang yang bisa dijadikan sebagai kekayaan.
a. Islam telah
mengaitkan emas dan perak dengan hukum yang baku dan tidak berubah-ubah, ketika
islam mewajibkan diat,maka yang dijadikan sebagai uurannay adalah dalam bentuk
emas,
b. Rasulullah telah
menetapkan emas dan perak sebagai mata uang dan beliau menjadikan hanya emas
dan perak sebagai standar uang.
c. Ketika allah SWT
mewajibkan zakat uang ,allah telah mewajibkan zakat tersebut dengan nisab emas
dan perak.
d. Hukum-hukum tentang
pertukaran mata uang yang terjadi dalam transaksi uang hanya dilakukan dengan
emas dan perak. Begitupun dengan transaksi lainnya dengan transaksi lainnya
hanya dinyatakan dengan emas dan perak.[2]
Penurunan nilai dinar atau dirham memang masih mungkin
terjadi , yaitu ketika nilai emas yang menopang nilai nominal dinar itu
mengalami penurunanya.diantaranya akibat
ditemukannya emas dalam jumlah yang besar,tapi keadaan ini kecil sekali
kemungkinannya. Kondisi defisit pernah terjadi pada zaman rasululah dan ini
hanya terjadi satu kali yaitu sebelum perang hunai.
Menurut
para ekonomi islam, inflasi berakibat sangat buruk bagi perekonomian negara,
karena :
1. Menimbulkan
gangguan terhadap fungsi uang, terutama terhadap fungsi tabungan (nilai
simpan), fungsi dari pembayaran dimuka, dan fungsi dari unit penghitungan.
Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan akibat dari beban
inflasi tersebut. Inflasi juga telah mengakibatkan terjadinya inflasi
kembali,atau dengan kata lain “self
feeding inflation”.
2. Melemahkan semangat
menabung dan sikap terhadap menabung dari masyarakat (turunnya marginal propensity to save). Hal ini berakibat pada
menurunnya dana pembiyaan yang akan disalurkan.
3. Meningkatkan
kecenderungan untuk berbelanja terutama pembelanjaan untuk barang-barang
non-primer dan barang-barang mewah (naiknya
marginal propensity to consume).
4. Mengarahkan
inestasi pada hal-hal yang non-produktif yaitu penumpukan kekayaan(hoarding)
seperti pada aset property yaitu tanah dan bangunan , logam mulia,mata uang
asinng dengan mengorbankan inestasi kearah produtif seperti
pertaniaan,industrial,perdagangan,transportasi,dan lainnya.
Ekonomi
islam taqyudin ahmad iibn al-maqrizi 91364-1441 M, yang merupakan salah satu
murid dari ibn khaldun, menggolongkan inflasi dalam dua golongan yaitu :
1. Natural inflation
Sesuai dengan namanya ,inflasi jenis ini diakibatkan oleh
sebab-sebab alamiah dimana orang tidak
mempunyai kendali atasnya(dalam hal mencegah). Ibn al-marizi mengatakan
bahwa inflasi ini adalah inflasi yang diakibatkan oleh turunnya penawaran
aggregatif (AD).
Maka natural inflation akan dibedakan berdasarkan
penyebabnyabmenjadi 2 golongan yaitu sebagai berikut:
a. Akibat uang yang
masuk dari luar negri terlalu banyak , dimana ekspor naik sedangkan impor turun
sehingga nilai ekspor bersih sangat besar, maka mengakibatkan naiknya
permintaan agregat(AD). Hal ini pernah terjadi pada masa pmerintah kahlifah
umar ibn khattab r.a. pada masa itu kafilah pedagang yang menjual barangnya
dari luar negri membeli barang-barang yang mereka jual (positie net exsport).
Adanya positie net exsport akan menjadikan keuntungan, keuntungan yang berupa
kelebihan uang tersebut akan dibawa masuk Madinah sehingga pendapatan dan daya
beli masyarakat akan naik.
b. Akibat turunnya
tingkat prouksi(agregatif supply(AS) karena terjadinya paceklik,perang ataupun
embargo dan boikot. Hal ini pernah terjadi pula pada masa pemerintah khalifah
umar bin khattab yaitu pada saat pecekelik yang mengakibatkan kelangkaan
gandum, atau dapat digambarkan pada grafik kura AS bergeser kekiri,yang
kemudian mengakibatkan naiknya tingkat harga-harga.
Jadi
inflasi yang terjadi karena sebab-sebab yang alamiah, atau murni karena tarikan
permintaan dan penawaran, maka pemerintah tidk perlu khawatir . karena solusi
yang dapat dilakuan aalah dengan menstabilkan baik permintaan agregat maupun
penawaran agregat pada kondisi semula sebelum terjadinya kenaikan inflasi.
2. Human error inflation
Selain penyebab-penyebab yang dimaksud pada natural
inflatio, maa inflasi-inflasi yang di sebabakan oleh hal-hal lainnya dapat
digolongkan sebai human error inflation atau flase inflation. Human error
inflation dikatakan sebagai inflasi yang disebbakan oleh kesalahan-kesalahan
dari manusia itu sendiri. Human error inflation dapat dikelompokkan menurut
penyebab-penyebabnya sebagai
berikut:
a. Korupsi dan
administrasi yang buruk
Korupsi akan menaikkan tingkat harga,karea produsen harus
menaikkan harga jual padaa produksinya untuk menutupi biaya-biaya siluman yang
telah mereka bayarkan.[3]
b. Pajak yang
berlebihan
Efek yang ditimbulkan oleh pengenaan pajak yang
berlebihan pada perekonomian akan memberikan pengaruh yang sama dengan pengaruh
yang ditimbulkan oleh korupsi dan administrasi yang buruk yaitu terjadinya
kontraksi pada kurva penawaran agregat.
c. Pencetakan uang
dengan maksud menarik keuntungan yang berlebihan(excessive seignorage)
Seignore arti tradisionalnnya adalah keuntungan dari
pencetakannya dimana biasanya percetakan tersebut dimiliki oleh penguasa.
Pencetakan uang yan terlalu berlebihan akan mengakibatkan teralu banyak jumlah
uang yang beredar dimasyarakat, hal ini berimplikasi pada penurunan nilai mata
uang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam kebijakan ekonomi konvensional dalam mengatasi
inflasi terdapat beberapa kebijakan diantaranya kebijakan moneter, kebijakan
fiskal dan kebijakan non-moneter dan non-fiskal.
Dalam islam tidak dikenal denga inflasi ,karena mata uang
yang dikai adalah dinar dan dirham, yang mana mempunyai nilai yang stabil dan
dan dibenarkan oleh islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Ratama rahardja&mandala manurung,pengantar ilmu ekonomi:jakarta:LP-FEUI,2004
Nurul huda,Ekonomi
Makro Islam,tapos-cimanggis,Depok:Prenadamedia group,2008
Nur Rianto AL arif,teori
makro ekonomi islam,konsep,teori dan analisis, Bandung:Alfabeta,2010
[1]Ratama rahardja&mandala
manurung,pengantar ilmu ekonomi:jakarta:LP-FEUI,2004
[2]Nurul huda,Ekonomi Makro
Islam,tapos-cimanggis,Depok:Prenadamedia group,2008
[3]Nur Rianto AL arif,teori makro ekonomi
islam,konsep,teori dan analisis, Bandung:Alfabeta,2010